Latest News

Wednesday, February 13, 2008

Rokok VS Kholesterol

Rokok Bisa Tingkatkan KolesterolBanyak orang yang sudah paham bahwa merokok dapat menimulkan dampak serius terhadapkesehatan manusia. Bagi masyarakat awam, merokok sudah jelas bias merusak paru-parukarena asap yang diisap langsung masuk ke paru-paru. Namun banyak orang yang tidak tahubahwa rokok ternyata juga bias meningkatkan kadar kolesterol dalam tuubuh manusia.Dalam beberapa situs kesehatan disebutkan bahwa zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok,terutama nikotin, dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadarkolesterol buruk (LDL) dalam darah.Dokter spesialis jantung sekaligus Ketua Perkumpulan Vaskuler Indonesia, Auli Sani SpJP(K),FJCC mengungkapkan, merokok dapat menyebabkan gangguan metabolisme lemak.Padaa orang-orang yang merokok, ditemukan kadar HDL-nya rendah. Itu artinya, pembentukankolesterol baik, yang bertugas membawa lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu.Sementara kebalikannya justru terjadi pada kadar LDL-nya. Pada orang yang merokok ditemukan kadar LDL-nya tinggi, berarti lemak dari hati justru dibawa kembali ke jaringantubuh. �intinya, transportasi lemak menuju ke hatiu menjadi tergtanggu.� Kata Aulia. Meski seringditemukan kadar HDL rendah pada seoramng perokok, menurut Aulia, belum ada penelitiankhusus yang bias menjelaskan bagaimana mekanisme penurunan HDL oleh rokok. Zat kimia berbahayaBahan dasar rokok mengandung zat-zat kimia berbahaya bagi kesehatan. Menurut Aulia, dalamsatu batang rokok terdapat lebih kurang 4000 jenis bahan kimia, 40 persen diantaranyaberacun. Bahan kimia yang paling berbahaya terutama nikotin, tar, hidrokarbon, karbonmonoksida, dan logam berat dalam asap rokok. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluhdarah. Penyumbatan dan penyempitan ini bias terjadi pada pembuluh darah koroner, yangbertugas membawa oksigen ke jantung. Selain memperburuk profil lemak atau kolesterol darah, rokok juga dapat meningkatkantekanan darah pada nadi. Merokok juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memkatkan darah sehinggamudah menggumpal, mengganggu irama jantung dan kekurangan oksigen karena CO (karbonmonoksida). Penyakit jantungAulia mengatakan, masyarakat perlu diingatkan kembali tentang penyakit-penyakit yangterkait erat dengan merokok. Penyakit yang erat kaitannya dengan merokok adalah penyakitjantung dan pembuluh darah, kanker, paru-paru, mag/pencernaan, dan berkaitan dengan alatreproduksi. Di Indonesia 26,4% kematian disebabkan penyakit jantung. Rokok menjadi faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Penyakit ini bekerja sinergisterhadap faktor risiko lainnya, seperti hipertensi, kadar kolesterol meningkat, kencing manis, dan lain-lain. Risiko stroke dan kematian juga meningkat pada perokok. Orang yang sudah terkena penyakit jantung koroner harus menghentikan kebiasaan merokoksama sekali. Bila pasien tersebut masih merokok, kemungkinan mandapat serangan jantungberulang lebih tinggi dibandingkan bila dia berhenti merokok. Pasien berpenyakit jantung koroner yang tetap merokok diperkirakan setengah diantaranyaberusia lebih pendek - sekitar 12 tahun � dibandingkan dengan mereka yang berhenti merokok. Bila orang tetap merokok setelah pemberian obat penghancur bekuan darah (dibalon), akibatnyadia bias mengalami penyumbatan kembali. Kemungkinan itu dua sampai empat kali lebihtinggi daripada pasien yang berhenti merokok. KecanduanMasalah yang menonjol pada kebiasaan merokok di Indonesia adalah pada jenis rokok yangdiisap, yakni rokok kretek. Jenis ini mempunyai kadar tar dan nikotin lebih tinggi tiga sampailima kali dibandingkan dengan rokok filter.Rokok juga bisa menimbulkan efek kecanduan pada orang-orang yang mengonsumsinya. Auliamengatakan, rokok memiliki efek yang sama dengan morfin, yaitu efek adiksi (ketagihan) danhabituasi (ketergantungan). Untuk menghentikan kebiasaan merokok, menurutr Aulia, dibutuhkan tekad yang sangat kuatdari orang bersangkutan. Faktanya, hamper semua perokok ingin berhenti merokok, tetapimereka tidak tahu caranya.Aulia mengungkapkan, ada beberapa cara klinis untuk menghentikan kecanduan merokok. Perokok bisa mengikuti terapi pengganti nikotin untuk menghjilangkan efek kecanduan. Caranya, dengan menempelkan plester nikotin.�Seperti orang kecanduan morfin, plester nikotin diberikan dengan dosis tertentu dan denganpengawasan dokter. Bahan nikotin yang menyerap melalui kulit itu akan dikurangi dosisnayasecara bertahap. Jika orang itu tidak kecanduan lagi, maka plester bisa dilepas,� kata Aulia. Cara yang lain untuk mereka yang ingin berhenti merokok adalah dengan mengikuti terapiminum air. Jika ada keinginan untuk merokok, segeralah minum air putih. Oleh Lusiana Indriasari

No comments:

Post a Comment

Recent Post